INSPEKSI mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi C DPRD Bangkalan di tiga lokasi proyek irigasi pertanian di Desa Macajeh dan Desa Pelanggiran, Kecamatan Tanjung Bumi, menemukan berbagai kejanggalan. 

Proyek yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) ini memicu kekhawatiran Komisi C mengenai kualitas pengerjaan dan manfaat proyek bagi masyarakat setempat.

Dalam sidak tersebut, Ketua Komisi C, Reza Teguh Wibowo, menyampaikan kekesalannya terkait kualitas material yang tidak sesuai dengan standar pabrikan, meski anggaran yang dialokasikan cukup besar. 

"Anggarannya besar, tapi material tidak menggunakan pabrikan. Jika ini diperiksa BPK, bisa menjadi temuan," tegas Reza. 

Dia juga menyatakan bahwa kedepannya, Komisi C akan lebih ketat dalam menilai kinerja konsultan perencana dan pengawas, serta memastikan agar konsultan yang nilainya buruk tidak digunakan lagi.

Komisi C kemudian memanggil pihak terkait, termasuk Dinas PUPR, rekanan pelaksana proyek CV Raja Surya dan CV Sigma, konsultan perencana, dan konsultan pengawas. 

Namun, absennya direktur CV Sigma dalam pertemuan tersebut memicu kekecewaan.

“Kami undang untuk klarifikasi, tapi tidak hadir. Jika tetap tidak kooperatif, kami akan mengeluarkan rekomendasi ke aparat penegak hukum (APH),” ujar Reza, Selasa (22/10/2024).

Dalam pertemuan itu, Kepala Dinas PUPR Bangkalan, Rizal Mardiansyah, menjelaskan bahwa perubahan dari material pabrikan ke manual dilakukan atas rekomendasi kementerian, dengan alasan kanal kecil dan penggunaan tenaga lokal. 

Meski demikian, pihaknya berjanji akan mengevaluasi dan memperbaiki kualitas proyek ke depan, serta memastikan koordinasi lebih baik dengan Dinas Pertanian terkait perencanaan proyek irigasi.

CV Raja Surya selaku rekanan menyatakan siap memperbaiki kerusakan yang terjadi di lokasi, sementara CV Sigma masih belum memberikan tanggapan resmi. 

Komisi C berjanji akan terus mengawasi jalannya perbaikan dan berencana mengunjungi dua lokasi proyek lainnya dalam waktu dekat.(dul)