DINAS Perindustrian dan Tenaga Kerja ("/>

Berita

Berita Detail

Tiga Kejuruan Pelatihan Kerja Kurang Diminati, Komisi B DPRD Minta Dinas Terkait Koordinasi Dengan Camat

Upload by Admin - 26 Juni 2024

DINAS Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bangkalan rutin melaksanakan pelatihan kerja setiap tahun. Dari lima program pelatihan yang dibuka, tiga di antaranya minim peminat.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Bangkalan Fadhur Rosi menyampaikan, pelaksanaan anggaran kerja berasal dari APBD dan APBN. Pihaknya menilai, anggaran itu belum dikelola dengan baik.

”Kami minta dinas berkoordinasi dengan camat. Sehingga, anggarannya dapat terserap secara maksimal,” desaknya, Rabu (26/6/2024).

Sementara itu, Kabid Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bangkalan Hariyani Fitrianingsih menyatakan, pelatihan kerja tahap dua telah selesai digelar.

Namun, terdapat beberapa kelas kejuruan yang pelaksanaannya baru dimulai, yakni kejuruan otomotif.

Seharusnya pelatihan kerja kejuruan itu dilaksanakan bersamaan dengan empat paket lainnya yang juga dibuka di tahap II. Yakni kejuruan menjahit, desain grafis, teknik listrik, dan teknik las.

”Namun, baru dua yang terlaksana. Yaitu, menjahit dan desain grafis. Sedangkan otomotif baru berjalan,” ujarnya.

Pelatihan kelas otomotif sempat terkendala jumlah peserta. Pada saat pendaftaran, peserta yang memenuhi syarat tidak memenuhi kuota yang ditentukan. Yakni, 16 peserta di masing-masing kelas.

”Sama dengan kelas listrik, pesertanya belum memenuhi syarat. Jadi kami menunggu pendaftaran baru,” jelasnya.

Perempuan berhijab itu menambahkan, terdapat tiga paket pelatihan yang minim peminat.

Yakni, pelatihan kejuruan otomotif, teknologi listrik, dan las. Dari tahap pertama hingga kedua memang baru teknik otomotif yang berjalan.

”Padahal setiap tahap kami buka lima pelatihan ini,” jelasnya.

Hariyani mengeklaim sudah berupaya agar peserta pelatihan banyak. Yakni, dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.

Meskipun demikian, dari 18 paket pelatihan yang dilaksanakan, lembaganya hanya bisa dua kelas untuk masing-masing paket.

”Kami membuka pelatihan berdasarkan analisis, tapi ini kembali ke masyarakat sendiri,” terangnya.(dul)